Saya agak sedikit kaget ketika mendapati klien lama kembali lagi. Ketika saya bilang lama, itu nyaris 10 tahun lalu ketika dunia blogger sedang naik daun. Kala itu, social media belum seperti sekarang. Bahkan term selebgram saja belum ada. Semua masih terpaku dengan hasil pencarian di Google untuk menarik traffic.
Media-media besar yang membanjiri hasil pencarian Google dengan keyword paling receh, juga tidak banyak pada saat itu. Semua masih bergantung pada hasil tulisan pengalaman blogger yang bisa dipercaya. Tapi, hal itu berubah seiring dengan pengguna media sosial dan era digital yang jauh lebih masif saat ini.
Sebelum era covid menyerang, belanja iklan ke para blogger ini cukup tinggi. Faktornya adalah:
- Pertama, tentunya karena blogger memiliki media sendiri. Seiring dengan usia blog dengan konten yang selalu diupdate secara teratur, maka kepopuleran blog juga akan meningkat di pencarian Google dengan kata kunci tertentu
- Kedua, tulisan blogger yang unik dan tidak plagiasi juga merupakan nilai tambah sendiri. Setiap blogger memiliki keunikan dan gaya tulisan yang berbeda satu sama lain.
- Ketiga, lebih dipercaya oleh audiens karena biasanya menulis suatu review secara jujur walaupun tidak jarang juga malah menjadi masalah bagi blogger itu sendiri.
- Keempat, dengan gaya bahasa yang santai dan padat informasi, blog biasanya akan memiliki engagement yang tinggi dengan banyaknya orang yang meninggalkan komentar dan berdiskusi tentang artikel tersebut.
- Kelima, apabila blog seorang blogger memiliki traffic yang bagus dan domain authority yang tinggi, maka dipercaya akan meningkatkan visibilitas website lain yang tertaut kepada blog tersebut. Disinilah praktek SEO yang didapatkan dari sebuah blog itu berperan.
Saat era covid, sayangnya karena bisnis juga mengalami kelesuan, blog juga ikut mati suri. Orang-orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, memilih untuk bermain media sosial yang lebih singkat, padat, dan menghibur dengan konten singkatnya. Tak ayal, blogger yang juga kontennya lebih banyak mendapatkan inspirasi dari luar rumahpun kehabisan konten untuk ditulis dan beralih ke media sosial.
Di masa covid itulah media sosial mendapatkan posisi puncaknya di digitalverse, yang mana budget dialihkan dari konvensional ke digital untuk mendapatkan awareness lebih besar. Sayangnya lagi, seiring ketiadaan event, blogger juga tidak kebagian job.
Mulai dari behaviour pengguna yang tidak meng-googling (lagi) sampai kalah followers di media sosial. Belum lagi sejumlah media konven yang gulung tikar dan beralih ke digital, serta mulai membanjiri konten yang biasa blogger bikin, persis dengan gaya bahasa dan keyword pilihan blogger. Saat itulah blogger mulai turun trennya.
Sampai minggu lalu ketika saya ketemu klien lama, sebuah ecommerce besar di Indonesia. Mereka membutuhkan backlink blogger yang tentu saja masih aktif dalam mengupdate blognya dan mempunyai branding yang kuat di media sosial. Dari situ saya banyak sekali mendapatkan insight. Dimana untuk mengakuisisi pelanggan baru, ternyata masih banyak yang sumber trafficnya dari Google. Padahal ecommerce sekarang sudah memakai App yang tentunya mudah diakses.
Tapi tidak halnya kota-kota di luar Jawa yang tentunya semodern ibukota. Masih banyak yang belum percaya memakai ecommerce dan melakukan pembelian, apalagi menjadi pengguna aktif. Sumber traffic dari Google masih terhitung tinggi. Oleh karenanya, strategi backlink untuk meningkatkan SEO dari blogger masih sangat dibutuhkan.
Wow sekali buat saya sebetulnya. Karena terakhir kali saya bekerja sama, tentunya sudah lebih dari satu dekade lalu yang mana tren backlink blogger untuk meningkatkan SEO sudah tergerus jaman. Branding yang kuat dan aplikasi yang mudah, menjadikan ecommerce tersebut top of mind bagi pelanggan. Tapi lagi-lagi saya kaget karena mendapatkan backlink dari blog authority tinggi masih sangat diperlukan.
Sebetulnya, sayapun masih bekerja sama dengan Agency SEO dan rutin mengelola blognya para blogger untuk memberi backlink. Namun jumlahnya tidak terlalu banyak dan brandnya juga bukan brand besar yang menjadi top of mind. Jadi saya pikir memang untuk SEO sudah tidak terlalu membutuhkan lagi backlink dari blogger dan brand besar sudah tidak menggunakan SEO. Namun pertemuan kemarin membuat saya jadi berpikir kembali, kalau memang SEO masih diperlukan.
Nah, ini bisa jadi juga kesempatan untuk para blogger yang sudah mulai hiatus (seperti saya) untuk bersemangat kembali menulis. Walaupun tergerus media digital, tapi kita punya kekuatan lain yaitu media sosial yang membranding diri kita sebagai blogger. Jadi, bisa tetap menulis santai dan mempromosikan tulisan/konten versi video di media sosial 🙂
Leave a Reply